pergaulan bebas

PERGAULAN BEBAS

Mengenal Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

Ketika kita mendengar kata "asosiasi", kita pasti berpikir tentang interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Jika Anda menggabungkan kata "asosiasi" dengan "kebebasan" yang berarti bebas atau tidak terkendali, Anda akan memiliki istilah yang akrab, "asosiasi bebas". Tapi tahukah Anda apa itu pergaulan bebas?Menurut laman Kompas.com, pergaulan bebas adalah jaringan pertemanan yang bebas atau tak terkekang dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun manusia adalah makhluk sosial yang berarti membutuhkan orang lain dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antar manusia adalah melalui hubungan antar manusia. Berserikat juga merupakan salah satu hak asasi manusia yang perlu dibebaskan.Jika pergaulan setiap orang tidak boleh dibatasi, maka pergaulan antarmanusia harus bebas. Jadi mengapa harus waspada dengan jenis asosiasi ini? Hal ini karena pergaulan bebas merupakan pelanggaran yang melewati batas-batas norma atau peraturan yang ada. Jadi sebenarnya komunikasi antarpribadi itu harus bebas, tetapi tetap berpedoman pada norma-norma kemanusiaan dan tidak melanggar hukum.Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), pergaulan bebas memiliki beberapa ciri, antara lain:
1. Rasa ingin tahu yang berlebihan tentang hal-hal negatif. seperti obat-obatan.
2. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang kurang penting.
3. Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti narkoba, untuk memuaskan keinginan sendiri.
4. Kecanduan menonton pornografi, bahkan melakukan seks bebas.
5. Minum atau minum alkohol.
6. Mudah cemas, tidak sabaran, emosional, selalu ingin berkelahi, atau merasa malas.
Ada banyak penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja, terutama di kalangan pelajar. Alasan mengapa setiap remaja terjerat dalam pergaulan bebas mungkin berbeda-beda, namun semuanya berakar pada alasan utama yaitu kurangnya keimanan/agama dalam kehidupan remaja, dan ketidakstabilan emosi. Hal ini dapat menyebabkan perilaku yang tidak terkontrol dan pola berpikir yang rendah pada remaja.Ada beberapa solusi agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, antara lain:
1. Memperkuat pendidikan agama sejak dini.
2. Membentuk karakter positif.
3. Bertemanlah secara selektif.
4. Memperkuat hubungan orangtua-anak.
5. Pendidikan seks untuk anak dan remaja.
Sebagai remaja, kita harus menempatkan diri pada situasi dimana kita masih bisa memilah hal-hal positif apa saja yang bermanfaat tanpa terjebak pada hal-hal negatif yang justru merugikan.Asosiasi bukan hanya untuk ketenaran dan kesenangan, tetapi menjadikannya tempat untuk membentuk orang-orang dengan semangat komunitas dan rasa hormat terhadap orang lain. Jadilah diri sendiri sehingga Anda tahu bagaimana orang-orang di sekitar Anda berkomunikasi dengan Anda.